Cerita Kemarin (Butuh Keberanian, Demi Kebahagian Keluarga) | Diary Anak Kampung
Powered by Blogger.

Cerita Kemarin (Butuh Keberanian, Demi Kebahagian Keluarga)

Diaryanakampung.com Yah, Cerita Kemarin (Butuh Keberanian, Demi Kebahagian Keluarga), untuk menentukan dan mengakhiri semuanya. Ntah benar atau salah jalan yang sudah gue ambil, yang jelas gue berpikir masa bodoh dengan semua itu, tetapi yang gue sadari dan yang gue lakukan itu udah benar menurut gue, dan memang dengan pertimbangan yang sangat matang. 

Mungkin orang lain menganggap itu hal yang salah, tetapi tidak dengan gue, justru gue menganggap itu adalah sebuat tindakan yang sangat benar. Yah, karena apa, apaun semuanya itu harus dengan tindakan jika semuanya ingin berakhir.

Hari kemaren gue libur, seperti yang telah gue ceritakan di artikel sebelumnya yaitu Cerita Kemaren “Mudik Yang Horor”. Kalau sebelumnya gue menceritakan tentang perjalanan mudik gue, tapi beda halnya dengan artikel ini, artikel ini akan menceritakan disaat gue sedang berlibur dirumah. Kata Berlibur mungkin pemikiran orang lain berbeda, tapi beda dengan liburan gue kali ini, ya, memang beda karena apa, libur identik dengan kegiatan represing menenangkan pikiran daripenatnya aktivitas selama seminggu.
 http://www.diaryanakampung.com/2016/12/cerita-kemarin-butuh-keberanian-demi.html
@12122016. www.diaryanakampung.com
Tetapi apa yang gue alami ini justru sebaliknya, bukan menenangkan pikiran tetapi membuat pikiran ini semakin tidak tenang. Gue juga bingung harus dari mana gue bercerita, dan apakah ini pantas buat gue ceritakan, tetapi gue berpikir, pantas ga pantas ini harus gue ceritakan. Gue sudah muak dengan semua ini, gue sudah ga tahan dengan semua ini, gue sudah tidak sanggup untuk menyembunyikan semua ini, hanya blog inilah yang akan setia menemani, mengerti disaat gue seperti ini.

Ntah apa yang terjadi di dalam keluarga gue, keluarga gue seolah olah dirongrong dengan anjing anjing yang menggonggong, yang akan memporak porandakan kebahagiaan keluarga gue. Ntah siapa yang salah, ntah memang ini adalah ujian buat keluarga gue, yang jelas ini semua udah diterima dengan lapang dada.

Bukan karena terpaksa, tapi karena harga diri keluarga gue, yang seolah olah “DIA” injak injak, dengan rasa emosi dan penuh keberanian, gue datang ke rumah “DIA” (Dia adalah Orang yang selalu menggonggong ingin menghancurkan keluarga gue) gue bicara lantang, gue tanya dengan tegas, dan ternyata semua apa yang gue pertanyakan “memang benar memang nyata” memang benar Dia-Mengakuinya. 

Gue tegaskan sama DIA, bahwa ini adalah peringatan ke 3 jika tidak berhenti maka gue akan bertindak yang lebih, mungkin tindakan yang akan di luar ekspestasi gue, mungkin penjara, mungkin saja dengan Tindakan lain, ntah gue juga tidak tahu. Tetapi jika Si “DIA” melakukan yang tidak mustahil, maka gue akan melakunan hal yang tidak mustahil menjadi mustahil.

Jujur saat ini hati gue sangat hancur, bagaikan dicabik cabik dengan silet yang tumpul, ingin rasanya gue berteriak sekencang kencangnya, ingin rasanya gue mencabik cabik, mencakar cakan muka DIA sampai ancur dan buruk. Ntah apa yang sedang dialami ini, apa yang harus gue lakukan, hanya kesedihan yang gue alami saat ini.
Ya Allah, ampunilah dosa hamba, hamba tahu engkau sangat membenci orang yang menyinpan kebencian dan dendam. Tetapi apalah daya hamba ini hanyalah manusia yang lemah yang tidak lepas dari kesalahan, maafkanlah hambamu ini ya Allah. Maafkan hamba yang menyimpan kebencian terhadap seseorang, salahkan hamba bila hamba membenci seseorang yang sudah menghancurkan keluarga hamba. Hanya engkaulah yang tahu dan yang maha tahu.
Permintaan Hamba hanya satu berikanlah kebahaian kepada keluarga hamba, karena kebahagian itulah yang membuat hamba tenang. Hamba tahu ini ujian darimu yang mesti hamba hadapi dan hamba juga tahu inilah pelajaran buat hamba untuk kehidupan hamba yang lebih baik lagi.
Buat pembaca maafka dengan segala kata kata gue yang mungkin kurang pantas dan kurang berkenan. Buat para pembaca mungkin sedikit tidak paham dengan apa yang gue alami di keluarga gue. Yang jelas kalian boleh tahu adalah, keluarga adalah segalanya buat gue, kebahagian keluarga adalah kebahagian terbesar gue. Maka jika ada seseorang yang akan merusak kebahagiaan itu maka gue akan bertindak.
Jevisa guntur gunawan

BACA JUGA :

Jevisa Guntur Gunawan

Hallo Dunia, Terimakasih sudah mengunjungi Blog saya, saya ingin menulis sesuatu yang katanya sedikit penting, walaupun sebenarnya tidak begitu penting untuk ditulis dalam blog ini, namun karena banyak cerita yang ada, saya ingin menulisnya sebagai bagian dari kehidupan yang nantinya tidak akan terlupakan. MY QUOTES >> BECAUSE SOMEDAY, I WILL DISAPPEAR LIKE A SHADOW IN THE DARK NIGHT.

0 Response to "Cerita Kemarin (Butuh Keberanian, Demi Kebahagian Keluarga)"

Post a Comment

KOMENTAR ANDA ADALAH TANGGAPAN PRIBADI, KAMI BERHAK MENGHAPUS KOMENTAR YANG BERSIPAT KATA KATA PELECEHAN, INTIMIDASI, DAN SARA. TERIMAKASIH

Followers