Catatan Pernikahan (Buat Suami) | Diary Anak Kampung
Powered by Blogger.

Catatan Pernikahan (Buat Suami)

Catatan Pernikahan (Buat Suami) - Hari pernikahan merupakan saat yang dinantikan oleh dua pasangan yang akan meresmikan hubungannya. Mereka tentunya berharap saat itu adalah hari terindah dalam hidup, Karena mereka akan segera menjalani bahtera hidup rumah tangga berdua. Banyak orang menganggap bahwa pernikahan layaknya taman bunga yang didalamnya banyak bunga bunga yang indah dengan warna warni bunganya, dengan semerbak wangi bunganya. 

Tapi kadang harapan tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Bisa saja terjadi sesuatu yang malah diluar prediksi dan harapan yang kadang malah tragis. Ia tak menyangka kejadian yang menimpa, jelang pernikahan begitu tragis dan diluar dugaan. 
Dalam pernikahan ada step by step yang Islam anjurkan. Diantaranya adalah berkenalan, Berkenalan ini bukan kena pergi kencan makan mie kepiting akhir pekan. Setelah itu call setiap hari untuk buat laporan hari ini buat apa, makan apa, jam berapa mandi, pakai baju warna apa. No .. no .. no. 
Berkenalan ini untuk tahu fikrah pasangan dan keluarga. Kenal adab dan akhlak keluarga. Tahu apa rencana masa depan keluarga. Bukan bincang mau anak berapa nanti. Apa metode merencanakan kehamilan. Yang itu bisa dibahas setelah akad nikah.

 http://www.diaryanakampung.com/2017/01/catatan-pernikahan-buat-suami.html
@Kapan Nikah
Hidup ini memang ujian, tapi Allah beri pilihan, pilih yang baik agamanya, baik agama ini tidak semestinya ustaz, tidak semestinya Tok Imam, tidak semestinya bilal. Mungkin sopir truk yang selalu salat awal waktu dan jaga orangtuanya dengan baik. Beri nafkah pada orang tua dan baik akhlak dengan semua orang itu lebih baik.

Sekarang ekonomi tak baik, Bila kita memang tidak ada usaha untuk diri kita, Bagaimana kita mau jaga orang lain? Setidaknya usaha, Inilah tanggungjawab dalam kehidupan. Kalau tidak ada pekerjaan harus umpan kepada bakal istri untuk sama-sama merencanakan apa yang ingin dibuat untuk memberi nafkah kepada istri.

Tanggungjawab suami untuk beri nafkah kepada istri meskipun seorang pria duduk di rumah menjaga anak. Dan membuat pekerjaan rumah, tidak meninggalkan kewajiban memberi nafkah kepada keluarga. Tidak “penting” pekerjaan itu baik duduk di kantor atau pedagang online.

Bukan kuantitas keuangan tapi lebih menekankan kewajiban suami memberi nafkah pada istri. Banyak pria menganggap menafkahkan istri hal ringan, Meski istri bergaji lebih besar. Itu pun tetap tidak menanggalkan kewajiban suami memberi nafkah kepada istri dan anak-anak.

Semoga Allah tidak menguji kita dengan apa yang kita tidak sanggup hadapi. Kasihan pada bakal-bakal pengantin yang terperangkap dalam hidup begini. Pernikahan itu bukan main-main,  Usia bukan ukuran bahagia dan derita. Tapi IMAN & TAQWA, tanggung jawab yang utama.

Jevisa guntur gunawan

BACA JUGA :

Jevisa Guntur Gunawan

Hallo Dunia, Terimakasih sudah mengunjungi Blog saya, saya ingin menulis sesuatu yang katanya sedikit penting, walaupun sebenarnya tidak begitu penting untuk ditulis dalam blog ini, namun karena banyak cerita yang ada, saya ingin menulisnya sebagai bagian dari kehidupan yang nantinya tidak akan terlupakan. MY QUOTES >> BECAUSE SOMEDAY, I WILL DISAPPEAR LIKE A SHADOW IN THE DARK NIGHT.

0 Response to "Catatan Pernikahan (Buat Suami)"

Post a Comment

KOMENTAR ANDA ADALAH TANGGAPAN PRIBADI, KAMI BERHAK MENGHAPUS KOMENTAR YANG BERSIPAT KATA KATA PELECEHAN, INTIMIDASI, DAN SARA. TERIMAKASIH

Followers